Leukemia atau
kanker darah adalah
sekelompok penyakit neoplastik yang beragam, ditandai oleh perbanyakan
secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah
di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum
tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini
keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah
tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan
sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.
Kata
leukemia berarti darah putih, karena pada penderita
ditemukan banyak sel darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih
yang tampak banyak merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah
yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel
lainnya.
Leukemia dapat diklasifikasikan atas dasar:
Perjalanan alamiah penyakit: akut dan kronis
Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat
cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila tidak diobati segera, maka
penderita dapat meninggal dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan
leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat
sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1
tahun bahkan ada yang mencapai 5 tahun.
Tipe sel predominan yang terlibat: limfoid dan mieloid
Kemudian, penyakit diklasifikasikan dengan jenis sel yang ditemukan pada sediaan darah tepi.
- Ketika leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut leukemia limfositik.
- Ketika leukemia mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, maka disebut leukemia mielositik.
Jumlah leukosit dalam darah
- Leukemia leukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah lebih dari normal, terdapat sel-sel abnormal
- Leukemia subleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal, terdapat sel-sel abnormal
- Leukemia aleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal, tidak terdapat sel-sel abnormal
Prevalensi empat tipe utama
Dengan mengombinasikan dua klasifikasi pertama, maka leukemia dapat dibagi menjadi:
- Leukemia limfositik akut (LLA) merupakan tipe leukemia paling sering
terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang
terutama telah berumur 65 tahun atau lebih
- Leukemia mielositik akut (LMA) lebih sering terjadi pada dewasa
daripada anak-anak.Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik
akut.
- Leukemia limfositik kronis (LLK) sering diderita oleh orang dewasa
yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh
dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak
- Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit
Tipe yang sering diderita orang dewasa adalah LMA dan LLK, sedangkan LLA sering terjadi pada anak-anak.
Patogenesis
Leukemia akut dan kronis merupakan suatu bentuk keganasan atau
maligna yang muncul dari perbanyakan klonal sel-sel pembentuk sel darah
yang tidak terkontrol. Mekanisme kontrol seluler normal mungkin tidak
bekerja dengan baik akibat adanya perubahan pada kode genetik yang
seharusnya bertanggung jawab atas pengaturan pertubuhan sel dan
diferensiasi.
Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang lebih lambat
dibandingkan sel normal. Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak
lengkap dan lanbar dan bertahan hidup lebih lama dibandingkan sel
sejenis yang normal.
Etiologi
Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti, namun diketahui
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi leukemia, seperti:
1.
Radiasi
Radiasi dapat meningkatkan frekuensi LMA dan LMA. Tidak ada laporan
mengenai hubungan antara radiasi dengan LLK. Beberapa laporan yang
mendukung:
- Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia
- Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia
- Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang
2.
Faktor leukemogenik
Terdapat beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi leukemia:
- Racun lingkungan seperti benzena
- Bahan kimia industri seperti insektisida
- Obat untuk kemoterapi
Epidemiologi
- Di Afrika, 10-20% penderita LMA memiliki kloroma di sekitar orbita mata
- Di Kenya, Tiongkok, dan India, LMK mengenai penderita berumur 20-40 tahun
- Pada orang Asia Timur dan India Timur jarang ditemui LLK.
Herediter
Penderita sindrom Down memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.
Virus
Virus dapat menyebabkan leukemia seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.
Leukemia akut
Manifestasi klinik
Manifestasi leukemia akut merupakan akibat dari komplikasi yang
terjadi pada neoplasma hematopoetik secara umum. Namun setiap leukemia
akut memiliki ciri khasnya masing-masing. Secara garis besar, leukemia
akut memiliki 3 tanda utama yaitu:
- Jumlah sel di perifer yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan terjadinya infiltrasi jaringan atau leukostasis
- Penggantian elemen sumsum tulang normal yang dapat menghasilkan
komplikasi sebagai akibat dari anemia, trombositopenia, dan leukopenia
- Pengeluaran faktor faali yang mengakibatkan komplikasi yang signifikan
Alat diagnosa
Leukemia akut dapat didiagnosa melalui beberapa alat, seperti:
- Pemeriksaan morfologi: darah tepi, aspirasi sumsum tulang, biopsi sumsum tulang
- Pewarnaan sitokimia
- Immunofenotipe
- Sitogenetika
- Diagnostis molekuler
Transplantasi SumSum Tulang Untuk Penderita Leukemia
Pengobatan leukemia berbeda-beda tergantung jenis dan stadiumnya.
Pengobatan leukemia kronik tidak seagresif leukemia akut. Untuk
pengobatan leukemia kronik, obat yang diberikan lebih sederhana dan
dapat diberikan secara diminum. Tujuannya hanya untuk mengendalikan
pertumbuhan sel kanker. Leukemia kronis dalam perjalanan penyakitnya
dapat kambuh dan menjadi leukemia akut. Pada fase kambuh tersebut,
pengobatan dilakukan sesua dengan terapi leukemia akut.
Untuk pengobatan leukemia akut, bertujuan untuk menghancurkan sel-sel
kanker sampai habis. Pelaksanaanya secara bertahap dan terdiri dari
beberapa siklus. Tahapannya adalah induksi (Awal), konsolidasi dan
pemeliharaan. Tahap induksi bertujuan memusnahkan sel kanker secara
progresif. Tahap konsolidasi untuk memberantas sisa sel kanker agar
tercapai sembuh sempurna. Tahap pemeliharaan berguna untuk menjaga agar
tidak kambuh. Terapi yang biasa dilakukan antara lain pemberian
kemoterapi, radioterapi dan juga
transplantasi sumsum tulang.Untuk
pengobatan leukemia akut, bertujuan untuk menghancurkan sel-sel kanker
sampai habis. Pelaksanaanya secara bertahap dan terdiri dari beberapa
siklus. Tahapannya adalah induksi (Awal), konsolidasi dan pemeliharaan.
Tahap induksi bertujuan memusnahkan sel kanker secara progresif. Tahap
konsolidasi untuk memberantas sisa sel kanker agar tercapai sembuh
sempurna. Tahap pemeliharaan berguna untuk menjaga agar tidak kambuh.
Terapi yang biasa dilakukan antara lain pemberian kemoterapi,
radioterapi dan juga transplantasi sumsum tulang.
Sumsum tulang adalah jaringan lunak yang ditemukan pada rongga
interior tulang yang merupakan tempat produksi sebagian besar sel darah
baru. Ada dua jenis sumsum tulang: sumsum merah (dikenal juga sebagai
jaringan myeloid) dan sumsum kuning. Sel darah merah, keping darah, dan
sebagian besar sel darah putih dihasilkan dari sumsum merah. Sumsum
kuning menghasilkan sel darah putih dan warnanya ditimbulkan oleh
sel-sel lemak yang banyak dikandungnya. Kedua tipe sumsum tulang
tersebut mengandung banyak pembuluh dan kapiler darah.
Transplantasi sumsum tulang merupakan prosedur dimana sumsum tulang
yang rusak digantikan dengan sumsum tulang yang sehat. Sumsum tulang
yang rusak dapat disebabkan oleh dosis tinggi kemoterapi atau terapi
radiasi. Selain itu, transplantasi sumsum tulang juga berguna untuk
mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker. Transplantasi sumsum
tulang dapat menggunakan sumsum tulang pasien sendiri yang masih sehat.
Hal ini disebut transplantasi sumsum tulang autologus. Transplantasi
sumsum tulang juga dapat diperoleh dari orang lain. Bila didapat dari
kembar identik, dinamakan transplantasi syngeneic. Sedangkan bila
didapat dari bukan kembar identik, misalnya dari saudara kandung,
dinamakan transplantasi allogenik. Sekarang ini, transplantasi sumsum
tulang paling sering dilakukan secara allogenik.
Kenapa transplantasi sumsum tulang diperlukan dalam pengobatan Leukemia?
Alasan utama dilakukannya adalah agar pasien tersebut dapat diberikan
pengobatan dengan kemoterapi dosis tinggi dan atau terapi radiasi. untuk
mengerti kenapa transplantasi sumsum tulang diperlukan, perlu mengerti
pula bagaimana kemoterapi dan terapi radiasi bekerja. Kemoterapi dan
terapi radiasi secara umum mempengaruhi sel yang membelah diri secara
cepat. Mereka digunakan karena sel kanker membelah diri lebih cepat
dibandingkan sel yang sehat. Namun, karena sel sumsum tulang juga
membelah diri cukup sering, pengobatan dengan dosis tinggi dapat merusak
sel-sel sumsum tulang tersebut. Tanpa sumsum tulang yang sehat, pasien
tidak dapat memproduksi sel-sel darah yang diperlukan. Sumsum tulang
sehat yang ditransplantasikan dapat mengembalikan kemampuan memproduksi
sel-sel darah yang pasien perlukan.
Efek samping transplantasi sumsum tulang tetap ada, yaitu kemungkinan
infeksi dan juga kemungkinan perdarahan karena pengobatan kanker dosis
tinggi. Hal ini dapat ditanggulangi dengan pemberian antibiotik ataupun
transfusi darah untuk mencegah anemia. Apabila berhasil dilakukan
transplantasi sumsum tulang, kemungkinan pasien sembuh sebesar 70-80%,
tapi masih memungkinkan untuk kambuh lagi. Kalau tidak dilakukan
transplantasi sumsum tulang, angka kesembuhan hanya 40-50%.